Oleh: Badrul Huda
Malam sepi,
Rembulan kian meninggi
Hawa dingin mulai merasuki
Di bawah remang cahaya aku menari
Membawaku ke sebuah emosi
“Bolehkah aku seperti ini?”
Kata itu terus menghantui
Masuk ke pikiranku yang tak berisi
Mungkin tak apa untuk berpura
Menutup luka, dengan ceria
Berpura kuat tapi terjerat
Menjadi kukuh padahal rapuh
Aku tahu aku tak kuasa
Tapi aku terus memaksa
Aku tahu aku tak akan bahagia
Tapi terus ku coba
Kata penuh gairah kini tak berarti
Tak ku rasakan nyawa yang mengisi Motivasi seakan basi
Layaknya makanan sehari
Aku muak dengan situasi ini
Aku ingin berhenti
Ku lihat cermin refleksikan diri
Bukan, itu bukan aku
Tampak jiwa lemah tak bertuan
Mudah sekali kau kendalikan diriku
Aku yang berkuasa atas diriku
Sadar dan bangunlah
Jangan pernah menyerah dalam melangkah
Tentang mimpi yang menjarah
Tak kan kubiarkan pikiran itu datang lagi
Demi kebahagiaan yang abadi
Dan Untuk dirimu yang selalu menghantui
Kan ku buang untuk saat ini
Aku hanya ingin mengaji
Dengan pak kiai
Selamat tinggal untuk semuanya
Kini cintaku telah hilang di tepi washiatul mustofa