Oleh: Vika Rachmania Hidayah
Nanar hati penuh noda
Bersimpu nalar yang tak bercahaya
Tubuh lumpuh tak berdaya
Mengharuskan diri kembali pada jalan-Nya
Untukku yang aku sayangi
Beribu perih yang telah dijalani
Menjadikan diri terlatih untuk mandiri
Haruskah aku menyiksa diri lagi?
Cukupkanlah jeritan ini
Kembalilah pada jalan yang di ridhoi
Senyup jiwa menghantarkanku pada sebuah ruang “selamat”
Ayat suci mengalun indah terdengar menyayat
Jiwa yang kosong kembali terisi menjadi selamat
Bagaimana bisa aku abai dengan sebuah rahmat?
Untukku yang aku sayangi
Nahas jika kamu membuat jarak dengan Illahi
Nahas jika seorang hamba tak sadarkan diri
Nahas bila dirimu tak memberi manfaat di bumi
Nahas bila seorang abdi tak mau bersyukur pada sang rabbi
Agar sesal tak menghampiri,
Ayolah mengaji,
Menjadi santri,
Merangkul erat cahaya fitrah diri
Mendekap romantis dengan diri sendiri
Menyelami samudra birunya hati
Derita yang memanah
Meleburkan keharuman dalam hikmah
Indah dekapan-Mu di langit dan tanah
Meluruhkan sukma yang berdarah
Sholawat menghiasi ruang berkah
Menjadikan diri tak lagi gelisah
Untukku yang aku sayangi
Tetaplah berada di jalan ini
Berhias diri dengan akhlak islami
Tak pernah lelah dalam mengasihi
Mematuhi arahan kyai
Dan selalu mengharap ridho ilahi
Berada dalam naungan pesantren
Telah membuat pola pikir teramandemen
Mematangkan hati tentang sikap komitmen
Menjadikan kualitas jiwa menjadi kompeten
Melatih diri dengan telaten
Untuk terus dapat memanajemen
Untukku yang aku sayangi
Tetaplah mengaji dan mengaji
Mendengarkan arahan kyai
Menjadi santri sejati
Meraih cita tanpa berhenti
Merealisasikan janji seorang abdi
Kepada sang rabbi berserah diri
Untukku yang aku sayangi
Jangan lupa mengabdi dan mengabdi
Menata kembali niat di hati
Belajar selalu beradaptasi
Senantiasa memupuk ambisi
Menurunkan ego gengsi
Dan jadilah santri yang berbakti