Semarang 26 December 2018 / 18 Rabiul Akhir 1440
Pukul 20:00 WIB
“Saya setuju dengan pendapat Pak Kyai Izzuddin bahwa satu orang setidaknya memiliki satu teleskop. One Man One Telescope One Sky. Dan menurut saya, seseorang yang mencintai ilmu falak bahkan astronomi, apabila tidak memiliki teleskop maka sama saja bual (bohong),” Kata Nur Shidqon di saat mengisi seminar “telescope handmade“ di markas penggiat falak Semarang, Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah.
Nur Shidqon adalah seorang mahasiswa UIN Walisongo sekaligus santri Pondok Pesantren Daarun Najaah. Namun, karena suatu keadaan yang memaksa, akhirnya beliau diharuskan untuk kembali ke rumahnya dan tinggal bersama Ibunya.
Di saat pengasuh Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah yaitu ayahanda Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M. Ag. memintanya untuk datang dan mengisi seminar tentang teleskop rakitan di Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah, beliau langsung mengiyakan. Menurutnya, itu adalah salah satu adab yang harus dilakukan apabila terdapat guru atau Kyai atau orangtua yang meminta kita untuk melakukan suatu kebaikan maka harus dikerjakan.
Seminar ini dihadiri oleh seluruh santri dan santriwati Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah dengan antusias. Sang pemateri memberikan materi dengan lengkap dan detail sekaligus memberi wejangan hidup kepada hadirin. Agar penyampaian materinya dapat dimengerti, beliau juga membuka sesi tanya jawab dan menjawab seluruh pertanyaan dengan lengkap dan memuaskan.
Salah satu motivasi terbesarnya dalam membuat teleskop handmade ini adalah keterbatasan biaya dan keinginan yang besar untuk memiliki teleskop. Apabila kita masih dapat membuat teleskop itu sendiri dengan harga yang lebih terjangkau kenapa tidak. (LSPPDN/Youla)
